Skip to main content

Posts

Iseng-Iseng Niat: Perjalanan Menjadi Seorang Fulbrighter (Bagian 2/3)

Yayy... Saya kembali lagi! Laman ini adalah lanjutan dari blog post sebelumnya, silakan klik di sini. Berdasarkan surel yang saya terima dari AMINEF pada tanggal 3 April 2017, jadwal wawancara saya adalah tanggal 20 April 2017. Nah... Ternyata ada waktu selama 17 hari untuk mempersiapkan diri, masa yang saya rasa sangat cukup untuk bersiap-siap. Apa saja yang saya lakukan untuk mempersiapkan diri? Tentu bermacam-macam, tapi yang utama dan sangat mudah ditebak a la kids jaman now tentu saja berselancar di internet! Terdapat beberapa laman blog para Fulbrighters yang sangat membantu saya untuk mempersiapkan diri selama wawancara, tapi yang paling komprehensif dan (sepertinya) paling banyak diakses adalah laman blog Comatosed Thoughts milik Kak Nanda. Kelak di kemudian hari saya baru tahu kalau ternyata Kak Nanda adalah mentor dari salah satu sahabat saya sesama kandidat penerima beasiswa Fulbright (mentor-mentoran ini akan saya bahas di utas selanjutnya). Terima kasih Kak Nanda...
Recent posts

Iseng-Iseng Niat: Perjalanan Menjadi Seorang Fulbrighter (Bagian 1/3)

Sebelum memulai utas (thread) ini mungkin ada baiknya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama (kalau di gunung) saya Janis, saya alumna Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Gadjah Mada jurusan Manajemen. Saya lulus tahun 2015 dan saat ini bekerja di satu institusi pemerintah pusat. Omong-omong saya orang Cancer, kalau memang mau tahu banget... kiri: teman penulis; kanan: penulis. Mohon diabaikan saja Blog ini sebetulnya sudah lama saya buat, kurang lebih tahun 2004 dan waktu itu saya masih kelas 7 SMP. Setelah menulis berbagai entri yang tidak bertema dan kebanyakan hanya cuap-cuap sekenanya saja (itu pun jarang), tahun ini setelah menerima pengumuman bahwa saya "resmi" menjadi principle candidate untuk beasiswa Fulbright, saya memutuskan untuk kembali menulis di blog ini dan mendedikasikannya untuk para pencari beasiswa S2 di Amerika Serikat khususnya melalui beasiswa Fulbright. Kasih selamat boleh dong... Nama Fulbright sendiri sebetulnya adalah nama dari

Gara-Gara Satpam, Seorang Anak Berhasil Kuliah di UGM

Alkisah pada suatu malam pukul 22 di tahun 2010, seorang anak membaca pengumuman di situs resmi universitas yang isinya menyatakan dia diterima menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Dia juga membaca batas akhir pembayaran adalah tiga hari setelah pengumuman itu dirilis. Lewat dari hari itu, ia akan ditolak masuk UGM lewat jalur apapun selama tiga tahun. Hari pertama, orangtuanya belum ada uang. Hari kedu a, sudah ada uang tapi lupa ke bank. Akhirnya, tibalah hari ketiga. Si anak berjanji temu dengan Mamanya untuk pergi ke bank bersama-sama dari kantor tempat Mamanya bekerja di Kementerian Agama(kementerian yang lebih baik dibubarkan itu) kota X dengan berjalan kaki karena dekat. Akan tetapi, si anak begitu santai di rumah bermain Pet Society, hingga baru tiba di kantor Mamanya pukul 15. Mamanya marah, "Mengapa baru datang sekarang?". Si anak dengan tenang menjawab, "Tenanglah, Bank masih buka." Mereka pun berjalan ke Bank bersama-sama, tapi naas, bank telah

Hari Ke-dua JogJalan: Less and Even Lesser ZONNKKSS :D :D

Okeee jadi hari ini merupakan hari ke-dua untuk kegiatan operasional Jogjalan buat ngeserve customer "pertama" kita(kenapa gue bilang pertama, udah dijelaskan di post sebelum ini) dan yeah... Kekhawatiran gue semalam ga terbukti! Gue udah takut dioyak-oyak sama si ibu soal kemarin gue cabut ke rumah Seno dan balik telat, gara-gara salah perkiraan jam kelar Ramayana ballet! Ngeok ngok. Nah tadi itu, untung supir gue yang proaktif Pak Bagus nyari info soal trip hari ini. Rencananya, hari ini tuh kita ke Anshro Silver terus ngetag tempat di Lagien Garden di Malioboro buat nonton kirab pawiwahan ageng, tapi ternyata..... zreeeett.... Si bapak yang koneksinya luas ini nelpon temennya yang prajurit keraton dan dapat info bahwa kirab itu besok pagi! Bukan tanggal 22 dan bukan siang seperti dua tahun lalu pas nikahannya Jeng Reni! Waaaaa...!! Mana sebelum berangkat ke hotel tuh, kami kudu nyari Diet Ckeo dan itu plis dong ga ada di minimarket manapun. Udah sampe empat minimarket nih

Project Kelas Kewirus

Oke jadi begini... Gue ambil kelas kewirus di jurusan gue. Buat anak jurusan manajemen, mata kuliah kewirausahaan yang kami singkat jadi kewirus itu ngeharusin kita bikin bisnis beneran. Peraturannya sih bervariasi, tergantung dosen yang mengampu. Dosen yang gue ambil ini, sama dia ga boleh bisinisnya di bidang kuliner atau makanan... Alasannya obvious sih, ntar jadi ga pada kreatif karena bikin bisnis kaya gitu terlalu mudah prosesnya(menurut doi). Ya lo jadi reseller keripik juga udah termasuk di bidang bisnis kuliner kan? Gue sama anak-anak kemudian brainstorming, dan kepilihlah ide gue yang terus dimodif juga bareng anak-anak... Jadi kami bikin tour and travel service dengan konsep dan destinasi yang gak biasa. Mirip-mirip street tour yang di Jakarta gitu, target marketnya backpacker. Tim gue juga, target market kami backapacker dan mahasiswa asing yang lagi di Yogyakarta. Dan memang di fakultas gue itu tiap semesternya aja banyak banget mahasiswa asing yang ke Jogja tujuannya exc

Makanan

Dalam setiap hidangan yang kita makan, ada begitu banyak pengorbanan. Banyak agama dan kebudayaan memiliki tata caranya sendiri untuk memulai dan mengakhiri proses makan, menghidangkan makanan, mempersiapkan makanan, hingga menutup acara makan itu sendiri. Doa-doa dipanjatkan, kalimat syukur diutarakan, untuk suatu kegiatan sederhana yang bertujuan agar kita tetap mampu hidup dan menghidupi. Kegiatan yang di zaman serba cepat ini terasa begitu nonsens, untuk apa berlama-lama memulai dan mengakhiri sementara proses utamanya sendiri saja bisa jadi lebih cepat daripada mengawali dan mengakhiri? Orang-orang makan sambil berjalan, rumah-rumah makan memasak hidangannya dengan amat cepat dan dengan porsi besar, hidangan yang dibuat untuk sekadar memuaskan rasa lapar dan ego manusia akan rasa. Rasulullah SAW dalam hadistnya pernah berkata, “Makanlah sekadar untuk menegakkan punggung”, “Makanlah dengan tangan, dengan tiga jarimu”, dan yang paling terkenal “Mulailah sebelum lapar dan berhen

insan yang berkesadaran

rasulullah s.a.w. menyendiri di gua hira: kontemplasi. yunus di dalam perut paus: menyendiri. siddharta menjadi buddha di bawah pohon bodhi: meditasi. terdapat begitu banyak manuskrip sejarah yang menceritakan manusia dalam perjalanan menuju berkesadarannya. begitu luar biasa cara kerja akal untuk mempertahankan kesadaran diri si empunya, tetapi manusia dengan sengaja menempatkannya di medan perang: untuk bertarung dengan imaji-imaji artifisial dari segenggam candu. sejarah tak pernah kekurangan romantisme kemenangan manusia atas nafsunya. para petarung-pendekar, belajar di gunung semata untuk menjadi eling. karena eling(lan waspodo) adalah mata air dari curahan kebijaksanaan sejati. layla dengan majnun, romeo dan juliet, bob marley serta ganja, pun ayahku dengan tembakaunya, atau mungkin para kartu remi dan soda bianglala. aku dan jamur sialan itu. setiap manusia memiliki candunya sendiri; baik yang mengepul, atau yang mengendap, yang cantik atau yang tampan, yang kaya dan hartawan