Skip to main content
cheers for her, cz she's now seventeen. she was a bravery yesterday, and now she begins to dare the universe. she loved and now she learns to love, cheers for her, she's still alive happily, happily and blessed. cheers for her Lover, for giving her an unstoppable love 24/7, a carefree life to live, blessed air to breath, cheers for her Lover.

well, dengan ditemani louis armstrong--my favourite trumpeter and singer, if pop has popstars, now we'd jazzstars, and that is him, thank you-- dan duke ellington gue akan dan masih menulis apa yang ingin gue tulis. ya, 17 tahun kalo kata orang indonesia masa transisi dari abg ke remaja, masa" tak terlupakan, sweet seventeen gitu" lah. gue juga bingung, kenapa kita namainnya ga sweet sixteen aja ya? biasanya kan kita ngikutin amerika(di amrik kan adanya sweet sixteen) hahahhaha, peace. enough for the intermezzo.

louis armstrong and duke ellington: drop me off in harlem
yeah sudah dua hari gue menjadi seorang anak perempuan berusia 17 tahun. hari-hari gue juga masih biasa, cuma untuk umur gue ke 17 tahun ini bisa dibilang gue berharap banyak.
satu tahun yang lalu, adalah tahun yang bisa dibilang paling berarti sekaligus paling menyedihkan dari hidup gue. i started to learn how to be a brat. and i'm succeed.

waktu umur gue 16 gue banyak "menyalahkan" umur gue yang ke-16 itu, pokoknya gue bandel abis deh. gue juga ga ngerti kenapa bisa sebandel itu. kelayapan, pulang malem, pergi kemana ga bilang, ah banyak deh pokoknya gue bandel abis, sampe" ga bisa gue sebarin di internet hahaha.
tapi di tahun gue yg ke-16 juga gue banyak belajar, gue sering pergi sendirian ke beberapa tempat, hampir semuanya luar kota, tanpa tujuan pokoknya gue pengen liat-liat, pengen tau. positifnya, pengetahuan geografi gue nambah.
di tahun gue yang ke-16 juga, gue berada di titik ekstrem. gue punya banyak temen, kalo baik ya baik banget, kalo begajulan? masaoloh. yang kaya ya kaya banget, yang ga punya, aduh ga tega deh nyeritainnya. gue juga mulai tau banyak rahasia keluarga, dan gue juga tau kalo ternyata homoseksualitas itu ga cuma milik orang dewasa aja. beberapa temen gue pun ada yang "belok", dan mereka itu kebanyakan perempuan. yang nyebelinnya, mereka juga kadang ikut ngejerumusin temen" yang lain. parah. untung gue ga digituin hidiih.
but i make good friends with 'em. ternyata mereka juga sebenernya ngerasa takut ya. postifnya, pengetahuan gue tentang orang-orang nambah.
lagi, di tahun gue yang ke-16, gue dekat sama beberapa cowok yang menajiskan. gue pernah benci banget sama semua cowok, menurut gue mereka itu gak lebih dari sekedar mesin libido yang mencari mangsa buat ditembakin. jyiahahaha.
tapi di tahun yang sama juga, gue mengenal beberapa cowok yang pandangannya ttg hidup menakjubkan. mereka ga betul" innocent, mereka ga munafik. kadang omongan mereka peda, tapi mereka jujur. mereka ga agamis, tapi gue belajar tuhan dari mereka. hmm, postifnya, gue jadi tau mana laki-laki yang harus didekati, mana yang harus diteladani wahahaha(iya ga nyambung tau kok).
di tahun ke 16 juga gue ngerasa yang sebener-benernya pacaran, tapi sebener-benernya ga pacaran juga! haduh bingung. selama gue pacaran ga pernah secuek ini, tapi sekaligus ga pernah mmm.. selebay ini. baru kali ini gue nemuin cowok yang super mirip sama gue. dia suka hampir semua hal yang gue suka. muse, mu, barca, harpot, baca, nulis, buku, gitar, piano, musik, alam, semuanya. pokoknya dia indie banget deh, orang aneh, weirdo, gak banget, punya dunianya sendiri, kemana-mana baca buku. tapi kenapa gue bisa suka sama dia ya? haduh bingung. postifnya: gue ga suka sama cowo yang biasa-biasa aja hahahaha.
di tahun ke 16: gue bertemu banyak sekali teman-teman lama. bahkan yang udah pindah ke bengkulu hahaha. mereka semua udah pada berubah. yah, mereka juga bilang gue berubah sih. positifnya: gue sadar ternyata gak cuma gue doang yang berubah, yang lain juga. wakak.
di tahun ke-16: gue bertemu banyak teman baru, ketemu temen yang gue kenal dari smp kelas 8 ato kelas 9, tapi ketemunya baru pas liburan naik kelas 12 sma hhe. thank you someone :D
juga aa gue, yah dia sekarang udah jauh sih. tahun lalu gue sering ketemu dia, dan share banyak hal. he's a good man, meskipun kelihatannya gak banget. dia kere banget sih, makanya cewe jarang yg mau deket bhahahhaa. positifnya: yah gue menghibur orang lain lah wkwk
di tahun ke-16: gue keliling banyak kampus. ngubek" ui, keliling unpad, dll. gue juga mulai mikirin masa depan gue, ntar kuliah gimana, kerja dimana, haduh... positifnya: gue ga kebanyakan leha-leha
di tahun yang ke-16 juga: gue ikut banyak kegiatan dan kompetisi. sekarang juga masih ikut student climmate challenge dan lagi nunggu, doain aja berhasil hhe. lomba" yg lain alhamdulillah lebih banyak menangnya daripada kalahnya wkwk. positifnya: biar bandel masih bisa berprestasi kan?? wkwk.
16th years of my life: bertemu sebuah band yang sudah lama gue cari-cari. i managed them and sometimes i play with em too. gue pikir cuma gue yang weirdo sendiri, termasuk beberapa temen dari cyber. ternyata ada juga sekumpulan orang weirdo yang asik. anak laki-laki yang kisah cintanya selalu menyedihkan, tapi punya hidup yang asik dan bahagia kecuali vokalisnya wkwk. kalo ngumpul sama mereka, gue berasa jadi diri gue sendiri. kalo sama mereka gue gak berada di titik ekstrem, gue gak perlu mikirin harus berbuat apa dan gimana. pokoknya, just plug your cable and turn the music on. kesampean juga cita" gue untuk ngeblues sampe kesurupan, wah pokoknya i love them. asymmetrical atmosphere is a place to be me. postifnya: yah biarpun gue sering pulang malem gara" ngeband dan ngobrol sama mereka, i dont need to be a hypocrite. atau gue kebanyakan main sama cowok? plis deh. temen gue yang cewe malah lebih banyak yang brengsek.
di tahun yang ke 16, gue banyak belajar. sekaligus membodohi diri sendiri. tapi semuai itu pasti ada hikmahnya kok, gue yakin.

dan sekarang gue sudah berusia 17 tahun. masih sangat muda. tapi gue sudah harus berpikir dewasa dan gak melulu senang-senang. jatah hidup gue berkurang satu tahun. yeah. ulang tahun seharusnya dijadikan suatu refleksi diri, bukan selebrasi. gue akan mengatakannya bersyukur...
banyak hal yang belum gue lakukan, banyak orang yang belum gue temui. dan gue masih belum bisa menemukan siapa diri gue sebenarnya.
banyak orang bilang, "just be yourself",
tapi apa jadinya jika gue gak tau siapakah diri gue sebenarnya? itulah yang terjadi pada diri gue. gue gak tau gue ini siapa, apalagi harus bagaimana. itu semua membingungkan.
banyak orang bilang: gue terlalu banyak bertanya. tapi sanggahan gue adalah, untuk apa hidup jika tidak ada pertanyaan untuk dipertanyakan. pada saat di liang kubur kan bukan gue udah ga bisa nanya" lagi, malah ditanya"in kan.. huff.
gue sering merasa sendiri dan... aneh. untungnya gue ketemu sekumpulan orang aneh juga yang punya pandangan luas. untungnya, they love to read. apalah artinya orang aneh kalo ga suka baca dan gak punya pengetahuan. anehnya cuma mentok di sinting aja, bukan absurd and different apalagi kreatif.
gue aneh.
gue hidup di negara yang katanya menjunjung tinggi pancasila. tapi gue sendiri sangat mengagumi fidel castro dan che guevara. gue sangat mengagumi paham sosialisime. untunglah gue hidup di tahun 2009, bukan era alm. Soeharto. ah biarlah, gue cuma seorang anak muda yang lagi belajar dan mencari tau.
gue hidup di tengah keegoisan, juga hidup di tengah orang-orang dengan himpitan ekonomi.
gue hidup di tengah dunia yang mengagungkan pujian sekaligus menjadikan makian sebagai sarapan pagi.
gue hidup di dunia yang penuh mimpi, sekaligus mengkhianati mimpi itu semua.
gue yang saat itu berumur 16 tahun, dan sampe sekarang udah berumur 17 tahun masih juga belum bisa mengerti itu semua.

ah, tulisan gue terlalu panjang dan aneh. biarlah gue doang yang ngerti.
gue harap di usia gue yang ke-17 ini gue lebih bisa dekat sama Kekasih gue. Dia yang memberikan gue cinta sejati yang gak terputus-putus. gue pengen bisa mencintai Dia seutuhnya, mencintai apapun semata-mata karena cinta gue sama Dia.
gue ingin Tuhan selalu ada di tiap hembusan napas gue, tiap apapun yang gue lakukan, gue ingin Dia selalu mengiringi.
akhir" ini gue jauh banget dari Tuhan, gue jarang solat, gue bandel, sering memaki orang, ga sopan sama ortu. astagfirullah.... semoga gue bisa menjadi lebih baik.
menjadi hamba yang selalu berikhtiar, bertawakkal dan bersyukur.
gue harap gue lebih nurut dan berbakti sama orang tua.
udah beberapa kali ini gue bikin nyokap nangis, itu parah banget. gue ga mau itu terjadi lagi. nangis bahagia sih gpp...
gue harap juga, gue lebih bisa menemukan dan menekuni bidang yang gue suka.
ketemu matthew bellamy, robert kubica, dani pedrosa, wayne rooney, rafael nadal... semua abang" gue itu wkwk.
lebih rajin belajar dan berusaha, jadi pinter dan CERDAS.
gak ngabur kalo rapat osis, wkwk.
lebih mensyukuri hidup dan menjalani hidup ini apa adanya.
jadi vegetarian(duh, susah bgt nih) dan hidup sehat. menjaga apa yang bisa dan seharusnya dijaga. wkwk.
lebih menghargai diri gue sendiri dan orang lain,
dan mendapatkan kebahagiaan seutuhnya,
juga membahagiakan alam dan orang lain.

oh ya, semoga ga ada perang-perang lagi.
happy birthday, animemonzta...
now playing: muse - INVINCIBLE

Comments

Popular posts from this blog

Iseng-Iseng Niat: Perjalanan Menjadi Seorang Fulbrighter (Bagian 1/3)

Sebelum memulai utas (thread) ini mungkin ada baiknya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama (kalau di gunung) saya Janis, saya alumna Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Gadjah Mada jurusan Manajemen. Saya lulus tahun 2015 dan saat ini bekerja di satu institusi pemerintah pusat. Omong-omong saya orang Cancer, kalau memang mau tahu banget... kiri: teman penulis; kanan: penulis. Mohon diabaikan saja Blog ini sebetulnya sudah lama saya buat, kurang lebih tahun 2004 dan waktu itu saya masih kelas 7 SMP. Setelah menulis berbagai entri yang tidak bertema dan kebanyakan hanya cuap-cuap sekenanya saja (itu pun jarang), tahun ini setelah menerima pengumuman bahwa saya "resmi" menjadi principle candidate untuk beasiswa Fulbright, saya memutuskan untuk kembali menulis di blog ini dan mendedikasikannya untuk para pencari beasiswa S2 di Amerika Serikat khususnya melalui beasiswa Fulbright. Kasih selamat boleh dong... Nama Fulbright sendiri sebetulnya adalah nama dari

Iseng-Iseng Niat: Perjalanan Menjadi Seorang Fulbrighter (Bagian 2/3)

Yayy... Saya kembali lagi! Laman ini adalah lanjutan dari blog post sebelumnya, silakan klik di sini. Berdasarkan surel yang saya terima dari AMINEF pada tanggal 3 April 2017, jadwal wawancara saya adalah tanggal 20 April 2017. Nah... Ternyata ada waktu selama 17 hari untuk mempersiapkan diri, masa yang saya rasa sangat cukup untuk bersiap-siap. Apa saja yang saya lakukan untuk mempersiapkan diri? Tentu bermacam-macam, tapi yang utama dan sangat mudah ditebak a la kids jaman now tentu saja berselancar di internet! Terdapat beberapa laman blog para Fulbrighters yang sangat membantu saya untuk mempersiapkan diri selama wawancara, tapi yang paling komprehensif dan (sepertinya) paling banyak diakses adalah laman blog Comatosed Thoughts milik Kak Nanda. Kelak di kemudian hari saya baru tahu kalau ternyata Kak Nanda adalah mentor dari salah satu sahabat saya sesama kandidat penerima beasiswa Fulbright (mentor-mentoran ini akan saya bahas di utas selanjutnya). Terima kasih Kak Nanda...
aku berkata padanya, "kejarlah mimpimu sampai ke ujung dunia, jangan pedulikan aku. karena aku pun akan mengejar mimpiku sendiri," aku tak tahu hal apa lagi yang akan aneh setelah perpisahan, putus yang direncanakan. aku hanya ingin berpikir logis, realistis, penuh pengharapan dan keyakinan bahwa kami akan meraih cita-cita kami masing-masing, dan kami tak ingin disaat cita-cita itu telah tercapai, kami belum mendapat apa-apa. belum merasakan apa-apa. dia bercerita kepadaku, tentang detik yang mati, "selama ini detik berjalan,maju ke depan. tanpa kembali ke belakang, hal-hal yang ditinggal hanya bisa dilihat kembali, tidak bisa diulang lagi," aku hanya bisa menatap senja hari dan berkonspirasi dengan rumput yang bergoyang, bertanya siapakah yang tengah duduk di buaian bulan sesungguhnya. ah, aku teringat saat-saat kami meracau tentang dunia, dengan sombong membuat filsafat sendiri tentang semesta, kami menertawakan kebodohan kami, dengan bangga mengakui bahwa kami ma