Skip to main content

Posts

Showing posts with the label refleksi

Makanan

Dalam setiap hidangan yang kita makan, ada begitu banyak pengorbanan. Banyak agama dan kebudayaan memiliki tata caranya sendiri untuk memulai dan mengakhiri proses makan, menghidangkan makanan, mempersiapkan makanan, hingga menutup acara makan itu sendiri. Doa-doa dipanjatkan, kalimat syukur diutarakan, untuk suatu kegiatan sederhana yang bertujuan agar kita tetap mampu hidup dan menghidupi. Kegiatan yang di zaman serba cepat ini terasa begitu nonsens, untuk apa berlama-lama memulai dan mengakhiri sementara proses utamanya sendiri saja bisa jadi lebih cepat daripada mengawali dan mengakhiri? Orang-orang makan sambil berjalan, rumah-rumah makan memasak hidangannya dengan amat cepat dan dengan porsi besar, hidangan yang dibuat untuk sekadar memuaskan rasa lapar dan ego manusia akan rasa. Rasulullah SAW dalam hadistnya pernah berkata, “Makanlah sekadar untuk menegakkan punggung”, “Makanlah dengan tangan, dengan tiga jarimu”, dan yang paling terkenal “Mulailah sebelum lapar dan berhen...

insan yang berkesadaran

rasulullah s.a.w. menyendiri di gua hira: kontemplasi. yunus di dalam perut paus: menyendiri. siddharta menjadi buddha di bawah pohon bodhi: meditasi. terdapat begitu banyak manuskrip sejarah yang menceritakan manusia dalam perjalanan menuju berkesadarannya. begitu luar biasa cara kerja akal untuk mempertahankan kesadaran diri si empunya, tetapi manusia dengan sengaja menempatkannya di medan perang: untuk bertarung dengan imaji-imaji artifisial dari segenggam candu. sejarah tak pernah kekurangan romantisme kemenangan manusia atas nafsunya. para petarung-pendekar, belajar di gunung semata untuk menjadi eling. karena eling(lan waspodo) adalah mata air dari curahan kebijaksanaan sejati. layla dengan majnun, romeo dan juliet, bob marley serta ganja, pun ayahku dengan tembakaunya, atau mungkin para kartu remi dan soda bianglala. aku dan jamur sialan itu. setiap manusia memiliki candunya sendiri; baik yang mengepul, atau yang mengendap, yang cantik atau yang tampan, yang kaya dan hart...
cheers for her, cz she's now seventeen. she was a bravery yesterday, and now she begins to dare the universe. she loved and now she learns to love, cheers for her, she's still alive happily, happily and blessed. cheers for her Lover, for giving her an unstoppable love 24/7, a carefree life to live, blessed air to breath, cheers for her Lover. well, dengan ditemani louis armstrong--my favourite trumpeter and singer, if pop has popstars, now we'd jazzstars, and that is him, thank you-- dan duke ellington gue akan dan masih menulis apa yang ingin gue tulis. ya, 17 tahun kalo kata orang indonesia masa transisi dari abg ke remaja, masa" tak terlupakan, sweet seventeen gitu" lah. gue juga bingung, kenapa kita namainnya ga sweet sixteen aja ya? biasanya kan kita ngikutin amerika(di amrik kan adanya sweet sixteen) hahahhaha, peace. enough for the intermezzo. louis armstrong and duke ellington: drop me off in harlem yeah sudah dua hari gue menjadi seorang anak perempuan be...